Pages

Subscribe:

25 Desember 2010

Tukang Reparasi Telah Datang

Hari ini Dede datang ke tengah kota bersama ibunya, mereka berdua terpesona dengan suasana keramaian jalan tersebut.

Di antara suasana jalan yang sangat sibuk itu, tampak seorang paman sedang asyik memperbaiki barang barang elektronik di sampingnya.

Dede dengan antusias mendekati paman itu, tak lama kemudian Dede bertanya, ”Paman, bolehkah saya mengetahui apa yang sedang paman lakukan?”

Sang paman itu melihat sebentar kearah Dede dan berkata sambil tersenyum melihat wajah Dede yang sangat penasaran itu, ”Oh, paman sedang memperbaiki barang-barang elektronik ini”.

Si Dede kembali bertanya, ”Ada apa dengan barang-barang elektronik ini? Mengapa harus paman perbaiki?”

Lalu paman itu menghentikan pekerjaannya dan sambil tersenyum ramah menjelaskan, ”Barang-barang elektronik ini adalah milik pelanggan yang ingin diperbaiki. Mereka ingin memberikan kesempatan sekali lagi kepada barang-barang elektronik ini untuk menjalankan tugasnya. Namun jika barang-barang ini dipergunakan agak lama, akan ada sebagian onderdilnya yang sudah aus dan rusak sehingga harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Nah kalau sudah diperbaiki begini, mungkin akan dapat berfungsi seperti sedia kala tanpa harus membuangnya.”

Dede setelah mendengar perkataan sang paman, dia lalu berpikir sejenak kemudian menolehkan kepala kepada ibunya yang berdiri di samping Dede dan bertanya, ”Mama…apakah manusia juga perlu direparasi?”

Ibunya tersenyum bijak dan membelai kepala Dede, ” Kalau seseorang terlalu banyak berbuat hal yang buruk dan memiliki konsep pikiran yang tidak betul, maka dia juga perlu direparasi”

Si Dede pun menganggukkan kepala tanda mengerti.

___________________________________

Apakah kita sudah mereparasi diri kita masing-masing???

Sekaranglah saat yang tepat untuk itu. Karena hari ini "Tukang Reparasi" telah datang ke dunia. Memperbaiki hal-hal buruk pada diri kita, dan menjadi Juru Selamat Manusia di dunia.


Selamat Natal 2010



Berkat Tuhan selalu beserta kita.

Amin.

21 Desember 2010

Rasa Gembira

Ada sekelompok pemuda sedang mencari rasa gembira, mereka mencari diberbagai tempat, tetapi yang mereka temukan malah rasa kesal, susah dan kesedihan.

Lalu mereka mencari guru mereka dan bertanya kepadanya apa itu gembira?

Guru itu berkata kepada mereka :”Kalian semua, sekarang tolong bantu saya membuat sebuah perahu!”

Sekelompok pemuda ini untuk sementara mengesampingkan hal mencari kegembiraan, dan mencari peralatan untuk membuat sebuah kapal.

Mereka menghabiskan 49 hari menumbangkan sebatang pohon besar, mengkorek isi pohon akhirnya terciptalah sebuah perahu kayu.

Setelah selesai mereka meletakkannya di sungai, lalu mengundang guru mereka naik diatas perahu, dengan sekuat tenaga mereka bersama mendayung perahu sambil bernyanyi, lalu guru itu bertanya kepada mereka :”Anak-anak! Apakah sekarang kalian gembira?”

Murid-muridnya serentak menjawab : ”Sangat gembira!”

Guru itu lalu berkata :”Inilah rasa gembira, ketika engkau sibuk mengerjakan hal yang lain dia akan tiba-tiba menemuimu.”

18 Desember 2010

Teratai

Pada sebuah kolam yang tenang, tumbuh sekelompok bunga Teratai yang cantik.

Udara lingkungan sekitar sangat menyejukkan hati. Bunga-bunga Teratai itu selalu bermandikan sinar matahari yang hangat, benar-benar sebuah tempat tinggal yang nyaman dan menyenangkan.

Namun suatu hari, ujung buah Teratai kering tiba-tiba menjatuhkan beberapa biji Teratai ke dasar kolam yang keruh.

Saat itu biji-biji Teratai ini tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi mereka semua berpikir ingin segera kembali ke atas permukaan air tempat mereka berasal, dikarenakan dasar kolam ini begitu hitam, kotor dan dingin.

Didalam lingkungan baru itu, biji-biji Teratai ini menjadi sangat gugup.

Tepat saat mereka sedang dalam kebingungan, Ibu Teratai menundukkan kepalanya dan berkata, ”Anak-anakku janganlah cemas, asalkan kalian sudah memutuskan keinginan untuk kembali, dengan giat terus tumbuh ke atas, maka tak lama kelak kalian akan kembali ke atas permukaan air yang hangat.”

Setelah itu biji-biji Teratai ini mulai berdebat dalam lumpur kolam.

Permukaan kolam itu begitu tinggi, mereka berpikir rasanya sudah tak mungkin kembali lagi.

Sehingga ada sebagian biji Teratai sudah putus harapan. Bahkan diantaranya sudah terkelabui oleh pemandangan dasar kolam. Mereka melayang-layang ke lain tempat mengikuti aliran arus kolam itu.

Namun ada sebagian biji Teratai yang merasa yakin akan ucapan Ibu Teratai.

Mereka lalu memutuskan untuk tumbuh ke atas.

Terhadap berbagai ucapan sinis biji-biji lain mereka tidak menghiraukannya. Dan tak lama kemudian, mereka benar-benar mulai menancapkan akarnya, lalu tubuh mereka menjadi tinggi menjulang.

Setiap hari mereka terlihat tumbuh dengan cepat, sedangkan bagi mereka yang tidak giat tumbuh ke atas telah tersesat di berbagai sudut kolam.

Tepat saat sinar mentari pagi mulai muncul, sekelompok biji Teratai yang berani dan rajin ini, akhirnya berhasil kembali ke atas permukaan air yang selama ini mereka dambakan.

Terlihat sinar mentari hangat yang dahulu mereka kenal, tersenyum lembut menyambut mereka.

Begitu juga mereka akhirnya dapat bertemu kembali dengan Ibu Teratai yang bersama Teratai-Teratai lainnya, telah sejak dini menantikan kedatangan mereka.

15 Desember 2010

Lilin dan Korek Api

Disebuah rumah mungil dipinggir hutan, tinggal sebatang lilin kecil.

Ketika hari menjelang malam pemilik rumah tersebut menyalakan lilin kecil itu.

Tiba-tiba datang angin besar menerobos masuk ke jendela rumah itu. Wusshh! Si Lilin Kecil ini merasakan apinya telah padam. “Aduh, aku harus segera mencari cahaya, hari sudah semakin gelap”, kata Lilin Kecil dengan panik.

Si Lilin Kecil lalu keluar dari rumah itu dan berteriak kepada Paman Matahari, “Paman, bolehkah aku meminta sedikit cahayamu?”

“O o! Mana mungkin Nak, jarak kita kan terlalu jauh! Lagipula Paman harus segera pulang, karena malam akan tiba. Daah”, kata Paman Matahari dengan terburu-buru.

Hari sudah beranjak malam, si Lilin Kecil terus berjalan mencari cahaya.

Tiba-tiba dia melihat kilatan lampu mobil, dengan terburu-buru dia mengejar cahaya lampu mobil itu. “Tunggu! Tunggu! Lampu mobil, tolonglah aku!”, teriak Lilin Kecil sambil berlari-lari.

“Aduh!”, jerit Lilin Kecil, rupanya dia berlari dengan menggebu-gebu sehingga tidak melihat jalan dan menabrak tiang listrik. “Lilin Kecil hati-hatilah kalau berjalan,” kata Paman Tiang Listrik.

“Oh, maafkan saya, sebenarnya saya hanya ingin meminta sedikit cahaya, tetapi tidak ada yang menghiraukan saya,” kata Lilin Kecil tertunduk sedih.

“Sudahlah jangan bersedih hati,” kata Paman Tiang Listrik. “Paman punya teman kecil bernama Lampu Meja. Dia tinggal diseberang jalan itu. Cobalah menemuinya, mungkin dia bisa membantu masalahmu.”

Seketika itu wajah Lilin Kecil berubah gembira, setelah mengucapkan terima kasih kepada Paman Tiang Listrik. Lilin kecil pergi menemui si Lampu Meja.

“Cobalah masukkan sumbumu kedalam saklar itu, saya mendapatkan cahaya juga berasal dari sana”, saran si Lampu Meja.

Si Lilin Kecil itu dengan tidak sabar menancapkan sumbunya kedalam saklar tersebut. Tetapi kok tidak terjadi reaksi apa-apa ya. Berulang kali dicobanya, namun tetap tidak berhasil. De-ngan hati kecewa si Lilin Kecil meninggalkan tempat itu.

Si Lilin Kecil pulang dengan menundukkan kepala dan langkah gontai.

Dia merasa benar-benar putus asa. Ketika pikirannya sedang berkecamuk sedih, tiba-tiba dia mendengar jeritan mengaduh.

Oh, rupanya si Lilin Kecil lagi-lagi menabrak sesuatu.

“Aduh! Maafkan saya Korek Api, saya tidak melihatmu karena saya sibuk memikirkan kemana lagi mencari cahaya,” kata Lilin Kecil.

“Oh, kamu sedang mencari cahaya? Cepatlah julurkan sumbumu kesini, aku punya cahaya,” kata si Korek Api.

“Waah, benarkah? Baiklah kalau begitu”, kata si Lilin Kecil penuh semangat.

“Korek Api, Engkau baik hati sekali mau membantuku. Maukah engkau menjadi temanku?”

“Aku senang menjadi temanmu, Lilin Kecil. Ttt…tapi aku akan segera mati”, kata Korek Api dengan lemas.

“Tidak, tidak, aku tidak mau begini! Janganlah mati,” kata Lilin Kecil sambil menangis tersedu-sedu.

“Jjj…jangan sedih Lilin Kecil. Meskipun aku sudah tiada, tetapi cahayaku senantiasa berada di tubuhmu.”

Dan akhirnya si Korek Api itu benar-benar telah mati, namun cahaya Lilin Kecil telah menerangi rumah mungil itu sepanjang malam.

12 Desember 2010

Di tengah salju

Ada dua orang laki-laki berjalan di atas sebuah gunung yang diselimuti oleh salju dingin yang menusuk tulang.

Di tengah perjalanan mereka melihat seorang laki-laki tua jatuh dalam gumpalan salju.

Kalau dibiarkan, orang tua itu pasti akan terkubur salju, dan mati kedinginan. “Kita bawa saja dia dan jalan bersama.” ujar pemuda itu.

Mendengar usulan itu, dengan gusar rekannya berkata, “Cuaca yang buruk begini, untuk mengurus diri sendiri saja repot, mana bisa mengurus orang lain!” Petualang itu pun lalu pergi seorang diri.

Sang pemuda terpaksa seorang diri menggendong si kakek itu dan meneruskan berjalannya.

Ia tidak tahu sudah berapa lama berjalan, tubuh dibasahi oleh keringat, dan di luar dugaan, energi panas ini melumerkan tubuh kakek yang kaku kedinginan, dan secara berangsur-angsur kesadaran orang tua itu akhirnya pulih kembali.

Suhu kedua orang itu menjadi penghangat yang saling memberi kehangatan, sehingga dengan demikian lupa akan cuaca yang dingin.

“Syukurlah kek, akhirnya kita sampai juga.” Ketika melihat perkampungan di kejauhan, laki-laki itu memberitahukan pada kakek yang digendongnya.

Namun, setibanya mereka di persimpangan desa, terlihat kerumunan massa sedang membicarakan sesuatu. Sebenarnya apa yang telah terjadi?

Laki-laki itu berdesakan masuk di antara kerumunan massa dan begitu dilihat, ternyata seorang laki-laki tergeletak di atas gumpalan salju sudah meninggal dunia.

Ketika dengan cermat mengamati jenazah laki-laki itu itu, ia benar-benar sangat terkejut, laki-laki yang meninggal kedinginan di atas salju yang tidak begitu jauh jaraknya dari desa itu ternyata adalah rekannya yang demi keselamatan diri sendiri lalu pergi terlebih dahulu meninggalkan mereka waktu itu.

09 Desember 2010

Kura-kura

Pada suatu waktu, seseorang melihat seekor kura-kura kecil dijual di pasar hewan.

Ia membeli kura-kura tersebut, membawanya pulang dan menempatkannya didalam sebuah mangkuk berisi air dan memberinya makan.

Seminggu kemudian, kura-kura sudah tumbuh membesar dan tidak muat lagi di mangkuk tersebut. Melihat hal ini, orang ini berpikir bahwa meskipun ia menyayangi kura-kura ini, namun seharusnya ia melepaskannya ke sungai.

Dia dengan sedih melepaskan kura-kura tersebut ke sungai dan memandangnya sampai kura-kura tersebut berenang menjauh.

Beberapa tahun kemudian, pada saat terjadi bencana banjir besar, orang tersebut terjebur ke sungai.

Segera tubuhnya terseret arus sungai yang deras, namun tiba-tiba ia merasa kakinya menyentuh batu dan dapat menjejak, sehingga tidak tenggelam.

Penasaran, ia melongok ke bawah air sungai. Ternyata kakinya berada diatas punggung kura-kura yang sedang berenang.

Kura-kura tersebut menyebrangkannya dengan selamat ke tempat aman di sisi lain dari sungai tersebut.

Sesampainya di tepi, orang tersebut melompat ke daratan dan mengucapkan terima kasih.

Kura-kura tersebut memandangnya agak lama, mengingatkan dia akan kejadian beberapa tahun silam, saat dia membeli kura-kura kecil dan kemudian dilepaskan ke sungai.

Tak lama kemudian, sang kura-kura kembali ke dalam sungai dan berenang ke tengah, namun sambil terus memandang orang itu.

Kepalanya tetap berada di permukaan air, seolah-olah ingin terus menjaga orang tersebut dari mara bahaya.

_______________________________________

Dapat kita lihat bahwa orang yang berhati baik yang menyelamatkan kura-kura kecil.

Ia melakukan hal terbaik bagi kura-kura tersebut: melepaskannya kembali ke sungai.

Saat orang itu kemudian terancam nyawanya, kura-kura tersebut membalas kebaikannya dengan menyelamatkan hidupnya.

Meskipun mereka hidup di dunia berbeda dan menempuh jalan masing-masing, suatu jasa kebaikan itu akan terus mengikuti kita.

Jadi kita lakukanlah perbuatan baik sepanjang hidup. Meskipun kita tidak tahu kapan waktunya, dimana atau bagaimana cara kebaikan tersebut akan berbuah.